-->

Perjalanan GeMasTIK 2010 (Bag. II)


Ini merupakan cerita bagian kedua perjalanan kami selama mengkuti lomba Gemastik 2010 di Surabaya. Untuk membaca bagian pertama nya dapat di lihat disini, dan bagian ketiga nya disini.


Kereta api meluncur dari stasiun gambir sekitar pukul 17.30. didalamnya bagus, seperti Bus Pariwisata Kota Piring Kencana. Tempat duduk luas, ada TV 32”, dan ber AC pula. Indah duduk di sebelah ku, selama di Kereta Api ku lihat dia membuka-buka note dan makalah yang akan di presentasi kan nya saat lomba nanti. Sementara itu Rizky dan Harry telah tertidur pulas di atas tempat duduk nya. Tampak kelelahan sekali mereka setelah berjalan jauh mencari mesjid Istiqlal tadi. Sementara diriku hanya menonton program Kereta api yang ada di TV bagian depan Gerbong. Gak bias tidur, karena kaki ini sakit sekali rasanya.


Super duper capek nyari pintu masuk Istiqlal
Jarum jam tangan ku menunjukkan sudah pukul 2.30 . Perut ini lapar sekali rasanya, Ku bangunkan Rizky dan Harry.
“Ky, pergi makan yuk…”
“he,,? Jam brp sekarang ne..??”
“jam setengah 2..”
“zzttt …” (rizky tidur lagi..)

Butuh waktu setengah jam bagiku untuk membangunkan mereka. Akhirnya kita bertiga pergi ke CafĂ© Kereta api di Gerbong 3. Indah tidak ikut makan karena katanya dia sudah makan sewaktu aku tidur tadi (ternyata aku ketiduran juga tadi.. ). Ku lihat juga dirinya sangat letih dan kelihatan ngantuk.

Tempat ini kira-kira berukuran 3.5 x 5 m. hanya memiliki 4 meja makan dan 1 dapur kecil tempat cheff memasak makanan. Kami memesan 3 nasi goreng beserta teh hangat nya. Ku lihat ada seorang bapak-bapak dan istri nya baru saja menuju kasir untuk membayar makanan yang mereka makan. Disebelahnya duduk seorang masinis Kereta api, orang nya gendut, hitam, pandangan nya tajam seperti burung hantu, kumisnya tebal pula.. ku lihat dia memesan kopi hangat kepada pelayan. Ku mencoba memulai pembiacaraan dengannya dengan meminjam mancis.
 
Saya : “Pinjem mancis nya sbntr pak..”
Masinis : “oo boleh2.. ni..” (sambil memberikan mancis)
Saya : “Nyampe Surabaya kira-kira jam berapa ya pak..??”
Masinis : “ jam 8 pagi,, “
“dari mana mas..??”
Saya : “saya dari pekanbaru pak, mau ke Surabaya..”
Masinis : “ oo,, patutlah dari tadi saya dengar seperti logat orang Sumatra”
Saya : “iya pak,, baru kali ini naek kereta api. Jadi gk tau apa-apa disini..”
Masinis : “Ngapain ke Surabaya..?? Kuliah??”
…… (ceritanya panjang)



Satu jam sudah kami duduk disini, matapun udah terasa ngantuk. Kami pun beranjak untuk kembali ke gerbong 4 (tempat duduk kami). Sambil menuju gerbong 4, ku melihat kiri kanan bagian kereta api ini, ada sesuatu yang menarik pandangan mata ku. Ku lihat ada indri disana lagi terbaring , tertidur pulas di sebuah ruangan yang bertuliskan “Crew Kereta Api”. Entah mimpi apa yang ada di dalam tidurnya saat ini. Begitu manis paras gadis itu.. (hmmm…. )
**
Kereta api berhenti di stasiun Gubeng, itu artinya kami telah sampai di tujuan terkahir yaitu Surabaya. kami menurunkan barang-barang yang ada di bagasi atas kereta api. Tampak kelihatan kusut semua wajah kontingen GemasTIK PCR ketika turun dari Kereta api. Kami berjalan menuju pintu keluar stasiun. Begitu banyak orang yang mendekai kami.
“Taxi mas..??” ,
“kemana mas..?? naek becak aja.. murah”
“naek mobil ini aja mas,, ini kan rame. Gk bakal muat kalo naik taxi..”
(waduhhhhhhhhhhhhhhh,,, tambah pusing ne kepala dibuatnya)

Bang Anton yang dijanjikan pak Nanda untuk menjemput kami di Stasiun Gubeng belum juga datang. Di sudut sana Stevan melihat beberapa orang memegang kertas bertuliskan “GEMASTIK”. Wahhh,, betapa senangnya hati kami melihat mereka. Kami pun bergegas menuju tempat tulisan itu berada. Setiba nya disana, Antony bertanya kepada salah seorang dari mereka.
“Jemput rombongan Gemastik ya..??”
“iya, tapi kami jemput rombongan dari IPB aja mas..”
“waduhh,, gk bias bareng2 ya??
“gk mas, kami udah menyewa mobil buat mereka aja..”
“dari panitia , gk ada yang jemput buat peserta Gemastik ya??”
“gak ada mas..”

Setelah sekitar 20 menit duduk-duduk di depan stasiun, akhirnya bang Anton tiba. Dia menyapa kami dan bersalaman dengan kami semua. Bang Anton melakukan negosiasi dengan salah seorang supir travel disana dengan menggunakan bahasa jawa. Kami yang mendengarnya hanya bias tersenyum-senyum menahan tawa. Akhirnya kami berangkat ke Wisma STIESIA dengan menyewa 3 mobil..
****

LihatTutupKomentar