-->

Ramadhan - Krisis Air #PrayToPekanbaru

Sudah beberapa minggu terakhir ini, Kelangkaan air di Pekanbaru terjadi, ini disebaban oleh musim kemarau yang datang lebih cepat dari perkiraan BMKG daerah Rumah Langit dan sekitar. Hal ini tentu saja membuat marah resah warga, "dikarenakan warga yang biasanya mandi tiga kali sehari , sekarang hanya bisa dua kali atau mungkin satu kali sehari" ( Hormat Ritonga, Tausiah Malam Pertama Ramadhan).

Air oh air..

Riki misalnya, salah seorang Maba (*baca mahasiswa baru) disalah satu perguruan tinggi swasta di Pekanbaru mengatakan, dia tidak jadi pergi Tarawaeh gara-gara "tu mesjid kagak ada airnye bang.. | ya udah ane pulang aja.." <--  wahhhh,, cacad ni anak.


Selanjutnya pihak BMKG  Pekanbaru mengatakan Kondisi ini tentunya menjadi tantangan besar bagi umat Islam yang ada di Kota Pekanbaru dan sekitar dalam menjalankan ibadah puasa di kondisi yang panas.
‘’Ya, memasuki Agustus ini prediksi cuaca dan temperatur suhu mencapai 34 derajat celsius, kondisi panasnya tentu dalam kategori sangat panas. Hal ini didukung oleh musim kemarau yangv dialami oleh seluruh wilayah Provinsi Riau,’’ kata kepala BMKG, Philip Mustamu melalui staf analisa, Sanya Gautami kepada tingkat akhir, Ahad (31/7).

Dikatakan Sanya, meski Ramadan tahun ini dirasakan akan panas karena musim kemarau, akan tetapi tetap saja ada hujan. Hal ini disebabkan oleh karena posisi Riau itu berada di sekitar wilayah ekuator.

‘’Untuk peluang cuaca ekstrim terjadi berdasarkan prediksi bisa terjadi di akhir Agustus,’’ ujarnya.

Meski demikian kondisinya, akan tetapi tidak melulu panasnya, tetap ada hujan dengan intensitas ringan yang bersifat lokal. ‘’Tentu ini dipengaruhi oleh kondisi angin yang bertiup dari tenggara sampai selatan dengan kecepatan 5-27 knot kilometer perjam,’’ jelas Sanya.

Untuk itu BMKG mengimbau kepada seluruh masyarakat, oleh karena indek terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau sangat tinggi, maka diminta untuk menghindari membuka lahan dengan cara membakar.
LihatTutupKomentar