Sebagai salah satu Perguruan tinggi yang memiliki  nilai akreditasi mahasiswa yang cukup baik, Politeknik Caltex Riau juga memiliki satu gerakan Green Campus yang notabene juga merupakan ikon baru dalam dunia akademisi.
Gerakan ini timbul  di latar belakangi dari beberapa isu tentang lingkungan yang akhir-akhir ini semakin marak dibicarakan. Sebuah ikon green campus diharapkan  dapat menumbuhkan perhatian, terutama mahasiswa yang notabene adalah  calon pemimpin bangsa ini untuk lebih dapat memperhatikan kelestarian  lingkungan. Green campus  di kampus ini  disosialisasikan dalam  tindakan-tindakan kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, adanya  tempat sampah organik dan anorganik, penanaman lebih banyak pohon  dilingkungan kampus dan juga  arsitektur bangunan kampus  yang ramah lingkungan. Selain itu kampus in juga merupakan kawasan  No-Smoking Area, sebuah peraturan yang sangat disiplin.
Lahirnya green campus mempunyai  berbagai efek positif, baik mahasiswa sendiri, maupun lingkungan yang  ada disekitarnya. Langkah ini bisa ditempuh dari hal-hal kecil seperti  diatas dan kesadaran terhadap lingkungan akan dirasakan oleh siapapun  yang melihat. Kita bisa melakukan sesuatu yang besar dari sesuatu yang  kecil dari sekitar kita.
Kampus Politeknik Caltex Riau juga memiliki kawasan Hutan Kota yang  mencirikan ekosistem hutan tropis dengan tiga bentuk ekosistem unggulan yaitu:
- Ekosistem pepohonan Swietenia macrophylla (mahoni daun lebar).
- Ekosistem pepohonan Myristica fragrans (pala) yang berasal dari wilayah Indonesia Bagian Barat.
- Ekosistem pepohonan Acacia auriculiiformis (akasia) dan masih banyak lagi yang dipadu serasi dengan zoning Hutan Jati Mas yang tumbuh hijau menghampar dibelakang Home stay Gaharu PCR.
Selain Kawasan Hutan Kota yang asri dan nyaman, di Kampus PCR juga terdapat danau yang berfungsi untuk daerah resapan air . Terdapat sebuah danau di Kampus ini:
Danau Gaharu
Lokasinya tepat di samping Home Stay Gaharu PCR yang dibangun sekitar tahun 2001 bersamaan dengan proyek pembangunan kampus ini dengan luas 28.000 M2.
Sebuah metafora penggali imajinasi
Article By : Kurnia Rahman Agus
Photo By : Krito Yulsya Tanjung

